16.7.18

Laut (2)

Setelah nonton Big Blue, Open Ocean, Aku merasa ingat laut. Aku merasa ingat pulang.

Di kehidupan sebelumnya, mungkin aku ini mamalia laut usil, yang berenang ke Dalam dan menjelajah Samudra tiap tahunnya. Aku bahkan seperti ingat saat berenang jauh hingga seperti siang terus menerus, melewati banyak garis lintang pada satu hari. Yang mana itu adalah capaianku satu-satunya seumur hidupku saat aku masih jadi lumba muda. Lalu kupamerkan pada semua yang kutemui sampai aku dua kali umurku saat melakukan perjalanan itu.

Aku seperti ingat pemandangan di Laut Terbuka: luas, dalam dan sepi. Ya, sepi karena tidak selalu ada ikan yang melintas, juga terlalu luas bahkan untuk Si Paus Biru Betina yang berenang-riang (dan tentu saja melompat-lompat) bersama anaknya (aku sering menggoda anaknya yang lebih besar dari kami itu, tapi masih menyusu, sering dia merajuk dan ibunya jengkel pada kami). 

Kadang kami terlalu bersemangat pergi jauh meninggalkan kawanan, sampai pada suatu hari kami tidak pernah bertemu mereka lagi. Saat itu kami terlalu asyik untuk mengejar gerombolan tuna sirip kuning yang membawa kami pada kawanan capelin! Benar-benar menyenangkan! Hingga beberapa gelap-terang, kami bermain sambil makan besar. Aku seperti ingat manuver tarian girang yang kulakukan sambil bermain dan menjahili para capelin yang panik. Lalu, beberapa terang setelah kami merasa cukup kenyang untuk berhari-hari, kami tiba pada Arus Besar Bawah, yang membawa kami jauh, jauh ke Perairan Dingin, padahal bukan saat yang tepat untuk pergi jauh dari matahari.

Aku belum ingat lagi apa yang terjadi. Yang jelas, kami tidak pernah kembali pada keluarga kami, pada kawanan kami. Dan kalau tak salah ingat, kami mati dalam perjalanan pencarian. Aku tidak ingat bagaimana kami mati. Aku tidak ingat bagaimana kami mati sebelum musim kawin tiba. Tapi, rasanya aku berjanji untuk kembali pada entah siapa, mungkin ibuku saat itu.

*
Dan begitulah tiap aku melihat laut. Seperti dipanggil pulang. Ada janji yang belum tuntas. Aku pernah berjanji untuk pulang dan aku tidak menepatinya, padahal aku ditunggu. Itu sebabnya, beberapa kali aku bilang pada kawanku di masa hidup kali ini, untuk melautkanku—bukan mengebumikan jika aku mati nanti. Aku ingin menjadi bagian dari laut. Sekali lagi.

MLK-BOO, 12-150718


Durjela, 2016

No comments:

Post a Comment