Adzkiy, ada ode
buatmu. Yang barangkali ngga akan didengar sama orang lain atau dibaca karena
aku ngga yakin akan posting ini atau ngga. Aku juga gatau apa kamu bakal tau (atau
entah bagaimana baca) tulisan ini atau ngga. (#nggaception)
Adzkiy, aku baca
kronologis kejadianmu. Itu sebuah laporan dari hmm, entah siapa tapi mungkin
anggota polres yang membuat laporan untuk dilaporkan supaya bisa
dipertanggungjawabkan: kalau ini kecelakaan, kalau memang ini disaksikan,
kalau ini memang kejadian yang ada, sudah terjadi. Mereka menulis: kau
terseret arus saat menolong adikmu, kalian sedang berlibur ke Pantai Perancak
di Jepara. Sebagaimana laporan, hal yang ditulis tentu saja yang terlihat dengan
mata dan bisa divalidasi oleh para saksi: bahwa kau masih hidup saat itu,
karena denyut nadimu masih ada saat ditemukan mengapung tak sadar, bahkan
saat kau dibawa ke puskesmas terdekat hingga ke rumah sakit. Sampai akhirnya
mereka menyatakan kalau kau meninggal di rumah sakit karena alat yang
terbatas. Begitulah, menurut laporan.
Acekid, aku
langsung teringat kisah tentang Pi (baca: Pai) yang terkatung di lautan
selama 227 hari (ada filmnya ki. Belum nonton? Wah telat ya! :p) karena
Tsimtsum, kapal kargo yang ditumpanginya, tiba-tiba tenggelam tanpa sebab
yang jelas, semua mati kecuali dia dan beberapa hewan kebun binatang ayahnya:
orangutan, zebra, hyena dan harimau benggala yang akan dibawa ke Kanada.
Mereka terkatung di sekoci sampai hanya Pi dan Richard Parker si harimau
benggala yang bertahan. Kisah Pi begitu mencengangkan: tentu saja, bagaimana
hidup bersama harimau selama ratusan hari tanpa dimangsa?? Ditambah Pi
bertemu dengan pulau karnivora yang penuh dengan meerkat di tengah samudra
Pasifik. Mana ada yang percaya! Sebab belum ada manusia hidup yang pernah
melihatnya.
Para pewawancara
dari perusahaan meminta Pi untuk memaparkan kisah yang masuk akal, yang membuat
mereka tidak terlihat konyol, kisah yang tanpa hewan atau pulau karnivor
jejadian di dalamnya: supaya laporan yang ditulis bisa dipertanggungjawabkan.
Pada akhirnya Pi pun setuju menceritakan kisah alternatif yang 'masuk akal',
tidak ada hewan dari kebun binatang dan pulau karnivorus di tengah samudera
Pasifik (pokoknya sesuatu yang tidak membuat mereka tampak konyol) seperti
yang diminta pewawancara. Di ujung film, Pi bertanya pada seorang novelis
yang hendak menulis ceritanya: “Aku menceritakan dua kisah yang keduanya
tidak menjelaskan penyebab kapal karam, mana cerita yang lebih kau suka?”,
sang novelis bilang versi yang ada harimaunya, yang ada hewan-hewannya, lalu
Pi menambahkan “terima kasih, begitu juga dengan Tuhan.” Hahahaha. Kesel ya
baca kalimat penutupnya Pi.
**
Adzkeey,
Hahahaha aku mau
percaya kalau kisahmu lebih seru dari laporan yang ditulis, seperti halnya
Pi, (hanya saja kamu ga bisa ceritain ke kita), ga ada yang tahu apa yang
kamu alami saat kamu ‘menjelajah’ ombak laut itu. Aku mau percaya kalau
sebetulnya kamu sedang bertemu dengan 'petugas perusahaan' yang ada di laut. Anggota
polres mungkin melaporkan kalau kamu tersedak dan banyak air yang masuk ke
paru-parumu (seperti menderita), tapi aku membayangkan kamu sedang berdiskusi
dengan entahsiapa dan berbicara tentang kebaikan dan ketulusanmu menolong
adikmu (tentu saja tidak ada bukti dan tidak masuk akal!). Ada pilihan,
dengan niat baikmu itu, kamu diundang ke tempat yang mesti lebih
menyenangkan, petualangan dan hal-hal yang lebih asyik dan seru ketimbang
hari-hari pasca kampus yang memang gak menyodorkan kemestian apapun. Mungkin
kamu berdiskusi lama dengan mereka, lama dan mungkin kamu bimbang, bagaimana
keluargamu, bagaimana adik-adikmu dan pertanyaan bagaimana lainnya sampai
kemudian orang-orang baik di pantai menemukanmu dan langsung membalik badanmu
yang terkulai, tapi masih berdenyut. Kamu masih hidup saat itu.
Kayanya lama kamu
bimbang ya (soalnya kan nadimu masih denyut waktu dibawa ke puskesmas lalu
rumah sakit, lama juga itu ya)? Tapi siapa yang mau menolak hadiah dari
ketulusan selama hidup? Kamu yang begitu tulus dan jujur, meski lebih sering
usil dan aneh (yang membuatmu begitu ADZKIY) dapat reward yang melebihi
imajinasi kita. Aku membayangkan kamu sempat memilih apakah kamu balik lagi
ke tubuhmu yang kami lihat sebagai Adzkiy itu atau 'tawaran' dari mereka. Iya
pasti kamu memilih menerima tawaran itu deh. Iya kamu memilih, bukan dipaksa.
Soalnya kamu dikasih kesempatan yang cukup lama untuk balik ke tubuh Makanya
kupikir "Ini memang pilihan Adzkiy". Itu yang mau aku percaya, Adzkiy,
ya meski tidak ada bukti empiris apalagi sitasi~ HAHAHAHAHA kamu setuju kan
hal yang ga ada sitasinya bukan berarti ga ada??? Yah meski kita ga bisa
bilang valid~ tapi siapa peduli? Ini antara kita saja.
Kami yang masih
hidup di dimensi 4 begini belum bisa menerima sinyal-sinyal darimu hanya
karena tidak punya sensori nya, bukan karena kamu tidak ada. Makanya aku
sebetulnya malu juga karena sempat nangis dan sedih (padahal kamu lagi
ketawa-tawa dan riang). Ngga mbayangin juga responmu melihat kami begini
ngomongin kamu hahahhahaha karena kalo kamu ga lagi sibuk di sana mesti kita
keliatan deh~ kamu diomongi di grup-grup tempat kamu nongkrong, bahkan grup
yang baru kenal kamu karena aksimu itu).
Sejujurnya aku
cemburu sama kamu karena begitu indahnya kamu dikenang oleh orang-orang di
sekitarmu sebagai kakak yang rela mati demi adiknya. Iya, lihat saja di
fesbuk itu ramai sekali mengucap salam pisah buatmu. Ki, aku cemburu karena
kau dikenang begitu baik, akhir yang baik.
Aku tau kamu ga
percaya aku wisuda apalagi kamu jadi saksi busuk-busukku selama kita kuliah:
gimana aku merangkak masuk waktu telat kelas DPKI dan kamu menyaksikannya, aku
telat ngerjain tugas sebelum praktikum fistum dan kamu juga di depanku masih
ngerjain, belum lagi laporan mikrob dan matkul-matkul lain, tapi Ki, jangan kaget aja lah kalo aku tiba-tiba jadi
dosen gitu, wakakkakak ya ga ada yang tau kan aku mah ngimpi aja orangnya
(kan kamu tau).
Adzkiy, terima
kasih ya. Sudah jadi seorang kamu. Teman yang baik, (aku juga ga deket-deket
banget sama kamu sih (emang orang kaya kamu deket sama siapa coba? Penasaran
sih siapa yang tahan)) hehe tapi pokonya ini kenanganku terhadapmu. Aku mikir
buat bikin cerpen tapi yhaaaa aku kan bukan cerpenis kaya Anita, jadi tulisan
kaya begini yang jadi aja udah syukur. Pokoknya selamat jalan, terima kasih
banyak. Mana tau tulisan ini jadi bukti empiris kalau kamu di dunia adalah
orang baik (eh tapi Mereka ga butuh bukti ginian yah??) atau paling tidak
kita tahu bagaimana kamu dikenang.
Entah kenapa
kurasa kita ketemu lagi. Aku bayangin kita jumpa, kamu yang masih dengan
rupamu yang kami ingat terakhir kali: muka kaget girangmu dan suara khasmu
yang cempreng menyenangkan itu. (Tapi gausah buru-buru kan ya?)
Salam hormat dan
sayang,
Kamil
temen sekelasmu
yang ya-kamu-tau-kan-gimana
25-271216
#latepost
|
26.2.17
Ode Buat Adzkiy
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kok Adzkiy ini rasanya asik banget dijadiin teman? Nanti kalo kamu udah ketemu dia dan aku juga ada di tempat yang sama, kenalin ya Mil.
ReplyDeletemungkin kalian bisa jadi teman yang membully secara resiprok~ orangnya ngeselin kok karena apa adanya banget wkwkwk
Delete