19.9.15

Mengenai Inspeksi dan Evaluasi



Inspeksi dan evaluasi.

Yang diperlukan adalah evaluasi, bukan inspeksi. Karena kalau inspeksi, pendidik hanya menjadi objek pemngamatan pejabat dari pusat. Kalau evaluasi, setiap ornag adalah subjek yang bekerjasama dengan pejabat-pejabat itu dalam melakukan kritik dan menjaga jarak dengan kerja mereka.

Dengan cara ini, maka evaluasi bukanlah tindakan di mana pendidik A mengavaluasi pendidik B. Evaluasi itu tindakan yang dilakukan pendidik A dan B secara bersama-sama terhadap pengalaman, perkembangan dan hambatan yang dihadapi seseorang yang menyebabkan terjadinya kesalahan atau kegagalan. Dengan demikian, evaluasi bersifat dialektis.


Setelah dapat menjaga jarak dengan tindakan, atau kerja yang sedang dilakukannya, orang yang mengevaluasi dapat memeriksanya. Diharapkan banyak hal yang tidak terlihat selama proses berlangsung, pada tahap evaluasi ini menjadi jelas. Namun, selain masalah dana, evaluasi mengalami hambatan dalam hal cara meletakkan masalah yang akan dievaluasi.


Lebih dari itu, yang penting bahwa para pejabat yang mengevaluasi itu sepenuhnya yakin bahwa mereka harus banyak belajar dari pendidik secara langsung, berkaitan dengan dasar-dasar pendidikan karena merekalah yang menguasainya. Tanpa sikap seperti ini, pengevaluasian dari luar tidak akan pernah mengetahui jarak antara apa yang mereka pahami tentang realitas dengan realitas yang sebenarnya.


Jika dalam proses pendidikan itu ditemukan masalah, masalah itu biasanya berpangkal pada guru, bukannya kesalahan teori evaluasi  yang berada di luar wilayah pendidikan tersebut. kalau evaluasi itu dijalankan secara benar, para pengevaluasi ini terbebas dari kesalahan. Dan dengan hipotesa ini, ketika mereka mengevaluasi, apa yang mereka lakukan sebenarnya tidak lain kecuali inspeksi.


Jadi, semakin birokratis para pengevaluasi, bukan hanya dari sudut pandang administratif, namun juga dari kacamata intelektual, maka apa yang dilakukan para pengevaluasi itu akan makin sempit maknanya dan lebih mirip dengan inspektor. Sebaliknya, makin terbuka dan kreatif, mereka akan semakin antidogmatis dan evaluatif.


*) Paulo Freire, Politik Pendidikan, Kebudayaan, Kekuasaan dan Pembebasan.

No comments:

Post a Comment