1.8.14

Kasur, kopi dan rokok

Duduklah, dan dengar tutur dari kaca pagi
yang belum tersentuh.
Tentang debu-debu yang menempel dari 
hujan dan angin-angin hari lalu

Kita macam tersihir terawang keluar jendela.
Pagi enggan beranjak tapi mentari
tak pernah memaksa,
kita akan tetap memutar

Duduklah, seduhan kopi milik kita 
masih setengah matang.
Di pikuk ini tidak ada yang akan 
terbunuh 
oleh ilahku

66 DA,
K. Wiyono

No comments:

Post a Comment